top of page
  • Wowo Watumas Sacawikarta

Penggunaan Aturan Sunny 16 dalam Pembuatan Video di Siang Hari

Sebelumnya, saya telah membahas tentang aturan Sunny 16 dalam fotografi. Untuk mempelajarinya, bisa cek link ini.

Sekarang saya ingin menjelaskan bagaimana penerapannya dalam membuat video di luar ruangan ketika siang hari. Lebih tepatnya penerapan ini untuk perencanaan syuting jangan sampai apa yang diinginkan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

Sebagai pengingat, berikut ini merupakan aturan Sunny 16 yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Saya juga telah memodifikasi sedikit tabel Exposure Value pada artikel sebelumnya dengan memberi warna-warna seperti di bawah ini.

Berbeda dengan foto yang bisa menggunakan shutter speed tinggi, pada video kita hanya bisa menggunakan shutter speed pada 1/30 detik atau 1/60 detik karena alasan motion blur.

Pada tabel di atas saya memberikan warna merah pada nilai Exposure Value 15, di mana nilai tersebut adalah ketika kondisi langit dengan matahari yang terik. Kemudian pada kotak-kotak kuning adalah aturan Sunny 16. Jadi ketika kondisi langit terik, kita menggunakan kombinasi bukaan diafragma f/16, dan shutter speed 1/125 detik pada ISO 100. Pada kondisi matahari tertutup awan (Exposure Value 14), kita menggunakan kombinasi bukaan diafragma f/11. dan shutter speed 1/125 detik. Pada kondisi matahari tertutup awan (Exposure Value 13), kita menggunakan kombinasi bukaan diafragma f/8. dan shutter speed 1/125 detik. Pada kondisi langit mendung (Exposure Value 12), kita menggunakan kombinasi bukaan diafragma f/5.6. dan shutter speed 1/125 detik. Pada kondisi matahari terbenam (Exposure Value 11), kita menggunakan kombinasi bukaan diafragma f/4. dan shutter speed 1/125 detik.

Jika kita mempunya rencana untuk menggunakan lensa dengan bukaan besar f/0.95 dengan harapan mendapatkan latar belakang yang blur dan kondisi pengambilan video adalah siang hari yang sangat terik (Exposure Value 15), maka kita harus menggunakan shutter speed secepat 1/30.000 detik. Kita tidak bisa menggunakan shutter speed itu karena pada video biasanya menggunakan aturan 1/ fps (shutter angle 360 derajat) dan/atau 1/2xfps (shutter angle 180 derajat) tergantung masing-masing penganut pakem tersebut. Misalnya kita pake pakem shutter angle 180 derajat, maka shutter speednya adalah 1/60 detik.

Pada kolom Exposure Value, kalau menggunakan lensa f/0.95 (setara dengan f/1, dan shutter speed 1/60 detik, akan terdapat angka 6. Dari angka 15 menuju 6, ada 9 stops sehingga kita harus menggunakan filter ND yang mampu untuk memblok cahaya sebanyak 9 stops.

Ketika kondisi matahari tertutup awan, maka kita harus menggunakan filter ND yang mampu untuk memblok cahaya sebanyak 8 stops.

Ketika kondisi langit berawan hingga matahari tertutup sepenuhnya, maka kita harus menggunakan filter ND yang mampu untuk memblok cahaya sebanyak 7 stops.

Ketika kondisi langit mendung, maka kita harus menggunakan filter ND yang mampu untuk memblok cahaya sebanyak 6 stops.

Ketika kondisi matahari mulai terbenam, maka kita harus menggunakan filter ND yang mampu untuk memblok cahaya sebanyak 5 stops.

Jadi kita butuh satu set filter ND yang mampu memblok cahaya dari 6-9 stops ketika syuting di siang hari dengan lensa bukaan f/0.95 dan ISO 100.

Tapi ini masih bicara dalam skala teoritis, pada kenyataannya, adanya penuruan intensitas cahaya yang masuk ke sensor karena berbagai sebab. Bisa jadi penurunannya adalah sebesar antara 1-2 stops. Jadi kita bisa membawa filter ND yang bisa memblok pencahayaan antara 4-7 stops.

Gunanya perhitungan ini adalah kita bisa memperkirakan peralatan yang bisa dibawa sesuai dengan kebutuhan syuting di siang hari. Jangan sampai kita bawa lensa dengan bukaan f/0.95 dan menggunakan ISO 100 pada siang hari. Dan ketika di lokasi ternyata kita tidak bisa menggunakan bukaan f/0.95 karena tidak membawa filter ND yang dibutuhkan sesuai perhitungan.

Sekian. Semoga berguna.

Salam....

 

178 views

Recent Posts

See All
RECENT POST
bottom of page